Reportase Filsafat Pendidikan
#Pertemuan 4
Ki Hajar Dewantara
#Pertemuan 4
Ki Hajar Dewantara
Riwayat Hidup Ki Hadjar Dewantara
Lahir dengan nama R.M. Soewardi Soerjaningrat, di Yogyakarta, pada hari kamis legi 2 Mei 1889, putra ke 4 dari Pangeran Suryaningrat.Sejak kecil wataknya independen, non-konformis dan merakyat.Pada tahun 1912 bersama Dr. Tjipto Mangkoekoesoemo dan Dr. Douwes Dekker, mendirikan Indische Partij, dengan semboyan: rawe-rawe rantas malang-malang putung.
Beliau telah menciptakan slogan yaitu "Ing Ngarsa Sung Tuladha, Ing Madya Mangun Karsa , Tut Wuri Handayani" sungguh hebat dia telah menciptakan Slogan keren ini dan sangat bagus sekali diterapkan di semua urusan , dimanapun , saya terkagum dengan sebuah Slogan ini, dan saya ingin beri tahu maksud atau tujuan dari Slogan ini.
Kata Kata ini adalah menggunakan Bahasa Jawa, yang bila di terjemahkan dalam Bahasa Indonesia ini sangat ”WoW” sekali. Makna kalimat ”Ing Ngarsa Sung Tuladha, Ing Madya Mangun Karsa, Tut Wuri Handayani” .
Ing Ngarsa sung Tuladha ; ing(di), Ngarsa(depan), sung(jadi), Tuladha(contoh/panutan) makna: Di Depan menjadi Contoh atau Panutan
Ing Madya Mangun Karsa ; ing(di), Madya(tengah), mangun(berbuat), Karsa(penjalar) makna: Di tengah Berbuat Keseimbangan atau Penjalaran
Tut Wuri Handayani ; Tut(di), Wuri(berbuat/mengelola), Handayani(Dorongan) makna: Di Belakang membuat Dorongan atau Mendorong
(1) Ing Ngarso Sung Tulodo : Dilihat dari asal katanya, maka ing ngarso sung tuladho itu berasal dari kata ing ngarso yang diartikan di depan, sung (lngsun) yang artinya saya, dan kata tulodo yang artinya tauladan. Dengan demikian arti dari semboyan ki Hadjar Dewantara yang pertama ini adalah ketika menjadi pemimpin atau seorang guru harus dapat memberikan suri tauladan untuk semua orang yang ada disekitarnya.
(2) Ing Madyo Mbangun Karso : Dari asal katanya, maka Ing Madyo Mbangun Karso berasal dari kata Ing Madyo yang diartikan di tengah-tengah, Mbangun yang memiliki arti membangkitkan dan karso yang memiliki arti bentuk kemauan atau niat. Dengan demikian makna dari semboyan Ki Hadjar Dewantara yang kedua ini adalah seorang guru di tengah-tengah kesibukannya diharapkan dapat membangkitkan semangat terhadap peserta didiknya.
(3) Tut Wuri Handayani : Dari asal katanya, Tut Wuri Handayani, dirangkai dari kata tut wuri yang memiliki arti mengikuti dari belakang da kata handayani yang memilki arti memberikan motivasi atau dorongan semangat. Dengan demikian semboyan ki Hadjar Dewantara yang ketiga ini memiliki makna bahwa seorang guru diharapkan dapat memberikan suatu dorongan moral dan semangat kepada peserta didik ketika guru tersebut berada di belakang.
Dari semboyan beliau lah tercipta semangat berpendidikan yang tinggi bagi seluruh rakyat Indonesia. Sudah seharusnya guru-guru di Indonesia belajar dari seorang bapak pendidikan yang telah memberikan dampak positif terhadap bangsa Indonesia. karena, di tangan para gurulah nasib para penerus generasi bangsa. serta tanggung jawab kemajuan pendidikan di Indonesia salah satunya di pengaruhi oleh para guru. oleh karena itu, guru juga harus berkontribusi dalam hal yang positif dan ikut serta menyalurkan kemampuannya di dalam bidang pendidikan semaksimal mungkin.

Gambar 1 : Logo Taman Siswa
Lambang Tamansiswa disebut “Garuda Cakra”. Terdiri dari gambar burung garuda yang membentangkan kedua sayap dan ekornya, gambar cakra yang didalamnya terdapat 8 trisula (3 runcing), tulisan TAMANSISWA, dan gambar bunga Wijaya Kusuma. Arti masing-masing gambar adalah:
- Burung garuda melambangkan cita-cita luhur yaitu masyarakat tertib damai salam bahagia
- Bulu sayap dan ekor bagian luar berjumlah masing-masing 7 helai, melambangkan 7 asas Tamansiswa 1922
- Bulu sayap dan ekor bagian dalam, masing-masing 5 helai melambangkan 5 dasar Pancasila dan 5 ciri khas Pancadarma
- Cakra melambangkan senjata terakhir yaitu mengakhiri kebodohan, kemiskinan dan keterbelakangan
- Trisula melambangkan 3 ketajaman masing-masing daya cipta, rasa dan karsa
- Bunga Wijaya Kusuma melambangkan kemenangan (Wijaya) bagi generasi bangsa (Kusuma)
Setidaknya maknanya seperti itu, yang apabila di Gabungkan ”Ing Ngarsa Sung Tuladha, Ing Madya Mangun Karsa, Tut Wuri Handayani” artinya ”Di Depan Menjadi Panutan atau Contoh, Di Tengah menjadi Penjalar atau Penyeimbang sepantara, dan di Belakan melakukan Dorongan (prajurit, ibaratnya)” sungguh Indah bukan? Bahkan Kemdikbud sudah mengambil kata ”Tut Wuri Handayani ” sebagai lambang atau Logo Pendidikan lho.. Ayo kayak gimana ?? Bagus kan.

Gambar 2 : Logo Kemendikbud
Pahlawan kita walaupun hidup di era yang sulit, tetap saja ia berkarya dan karyanyapun masih kita nikmati kan.. Lah jadi kita sebagai generasi penerus harus bisa menjadi seperti mereka ya..
bagaimana kawan , sudah tau maknanya kan … Maju Terus,
bagaimana kawan , sudah tau maknanya kan … Maju Terus,
Ingat: kalau kita di Depan harus menjadi Panutan, Kalau di Tengah kita harus berjiwa friendly, dan kalau di Belakang kita harus menjadi pendorong ya .. Kita gunakan 3 simbolis tadi untuk makna dan kita terapkan di kehidupan kita.
Pokok Pikiran Ki Hadjar Dewantara
- Tetep, antep dan mantep (ketetapan pikiran dan batin yang akan menentukkan kualitas seseorang)
- Ngandel, kandel, kendel dan bandel (percaya akan memberikan pendirian yang tegak)
- Neng, Ning, Nung dan Nang (kesucian pikiran dan kebatinan didapat dengan ketenangan hati).
Komentar
Posting Komentar